arv dalam bentuk suntik

Guna menekan jumlah virus di dalam tubuh orang yang hidup dengan HIV (odhiv) maka odhiv harus minum ARV secara teratur setiap hari. Sayangnya faktor lupa, sudah mulai bosan minum ARV, tidak sempat ke layanan untuk mengambil ARV karena sibuk bekerja membuat odhiv kesulitan untuk dapat mencapai kepatuhan minum ARV secara maksimal.

Nah, guna menangani hal tersebut sebenarnya saat ini sudah ada ARV yang pemakaiannya di suntikkan sebulan sekali atau biasa disebut sebagai ‘long-acting injectablle antiretroviral treatment’ atau terapi ARV suntik jangka panjang yaitu obat ARV yang secara lambat di serap oleh tubuh namun obat ini dapat mempertahankan efeknya dalam waktu yang lama.

Generasi pertama ARV jenis ini adalah Cabenuva disebut juga Vocabria atau Rekambys yang merupakan kombinasi dari integrase inhibitor Cabotegravir dan nonnukleosida transkriptase inhibitor rilpivirine yang di injeksinya intramuscular sebulan atau dua bulan sekali. Cabenuva saat ini sudah dipergunakan oleh negara-negara maju yang ada di Eropa, Amerika Utara atau Asia Timur namun sayangnya di negara berkembang dan kurang berkembang cabenuva belum tersedia.

Nah untuk mengisi gap ini maka peneliti dari Universitas Washington di Seattle Amerika Serikat mengembangkan obat ARV TLD yang merupakan kombinasi antara tenofovir disoproxil fumarat, lamivudine, dan dolutegravir untuk dapat dikembangkan sebagai terapi ARV suntik jangka panjang.

Seperti yang dikutip oleh TemanSehati dari junral AIDS, Profesor Rodney Ho dan koleganya melakukan penelitian denngan menstransformasi TLD menjadi ARV suntik jangka panjang dengan menggunakan teknologi nanopartikel. Dengan mengubah TLD menjadi nanopartikel maka TLD akan dihambat untuk di metabolisme d dalam hati sehingga TLD dalam bentuk nanopartikel ini akan tetap berada di dalam aliran darah. Profesor Ho selanjutnya menguji TLD yang di ubah menjadi nanopartikel ini terhadap lima monyet dan mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dimana TLD dalam bentuk nanopartikel ini dapat dijadikan sebagai terapi ARV suntik jangka panjang dan akan memulai pengembangan untuk uji klinis.

Seperti yang kita ketahui bahwa TLD sudah direkomendasikan oleh WHO sebagai obat yang di prioritaskan untuk terapi ARV lini pertama dan saat ini menurut Clinton Health Access terdapat sekitar 19 juta orang di seluruh dunia yang telah mengakses TLD.

Referensi:
https://journals.lww.com/aidsonline/abstract/9900/a_novel_formulation_enabled_transformation_of_3.333.aspx

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *