sudah adakah vaksin hiv

Sampai saat ini belum ditemukannya vaksin untuk HIV. Walaupun penelitian tentang penemuan vaksin HIV terus dilakukan dan dikembangkan oleh para ilmuwan namun banyak percobaan tentang vaksin HIV yang di tunda atau dihentikan disebabkan kurangnya efektifitas dalam mencegah HIV.

Bagaimanampun juga, penelitian baru tentang vaksin HIV itu sendiri juga banyak dilakukan untuk diuji cobakan. Namun sayangnya dari sudut pandang medis ilmuwan belum bisa menjawab kapankah vaksin HIV akan tersedia untuk masyarakat pada umumnya.

Inilah alasan kenapa vaksin HIV sulit untuk dibuat
Virus HIV adalah virus yang pintar. Virus HIV memiliki keunikan sendiri untuk menyamar agar dia tidak menjadi sasaran antibodi tubuh. Virus HIV mampun menginetgrasikan DNA nya ke genom sel inang manusia. Hal inilah yang menyebabkan ketika vaksin menciptakan antibodi yang ditargetkan untuk menginduksi sel T, maka sel tersebut tidak mampu mengenali HIV sebagai virus yang terpisah dari genomnya. Akibat hal ini maka cara-cara untuk menciptakan vaksin HIv semakin terbatas.

Uji coba vaksin HIV paling baru
Uju coba vaksin HIV yang paling terbaru di adalah Mosaico yang di lakukan oleh Janssen. Percobaan ini sudah mencapai uji coba fasa 3 dengan melibatkan banyak sukarelawan. Uji coba ini berlanjut hingga tahun 2019 dengan memakai 3.900 orang. Walaupun vaksinnya dianggap aman namun vaksin ini tidak menunjukkan efektifitas yang berarti, akhirnya Janssen pun mengehentikan uji coba ini pada Januari tahun ini.

Janssen tidak hanya memiliki satu vaksin HIV untuk di uji coba namun berbagai jenis vaksin HIV juga telah diuji cobakan. Uji coba dengan nama Imbokodo yang telah berada di fasa 2B dan di tes pada wanita dibagian sub-sahara Africa menunjukkan keamanannya namun sekali kurang memiliki efektifitas.

Saat ini pembuatan vaksin di fokuskan pada teknologi bNABs yaitu broadly neutralizing antibodies, yaitu kelas antibodi yang sangat jarang di temukan yang mampu menentralkan virus HIV dari berbagai strain. Teknologi lain yang di pakai adalah dengan menggunakan ‘mesenger RNA (mRNA). Pada Maret 2022, NIAID mengumumkan mereka melakukan uji coba fasa 1 dari tiga vaksin HIV nya dengan menggunakan teknologi mRNA seperti pembuatan salah satu vaksin COVID-19. Scripps Research membuat vaksin dengan teknologi nanopartikel untuk membuat Env, yaitu sejenis protein yang ada di permukaan virus HIV.

Jadi walaupun banyak penelitian tentang vaksin dihentikan namun banyak penelitian lain yang terus muncul dengan menggunakan teknologi-teknologi terbaru. Ilmuwan tidak berputus asa untuk bisa berusaha menemukan vaksin HIV yang efektif. Oleh karena itu melihat kegigihan ilmuwan itu hendaklah kita yang mungkin saat ini menjadi orang dengan HIV positif tidak boleh berputus asa apalagi sampai putus meminum ARV. Siapa tahu di masa depan kita masih dalam keadaan sehat begitu vaksin HIV ditemukan oleh ilmuwan.

salam sehat ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *