Obat ARV (Antiretroviral) jenis baru telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) Desember 2022 yang lalu, namanya Lenacavapir. Lenacavapir adalah generasi pertama ARV dari kelas capsid inhibitor dan informasinya merupakan ‘Long-acting injectable’ yang memiliki waktu paruh lama di dalam tubuh sehingga hanya diperlukan sekali suntikan tiap enam bulan.
ARV dibedakan menjadi beberapa kelas. Penggolongan ini didasarkan pada ditahap mana ARV menghambat proses replikasi virus. Beberapa kelas ARV yang dikenal saat ini antara lain NRTi (nucleoside reverse transcriptase inhibitors), NNRTi (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors), Integrase inhibitor dan Protease inhibitor. Nah kehadiran Lenacavapir menambah kelas ARV baru yaitu capsid inhibitor.
Caspsid adalah bagian dari virus HIV yang terbungkus oleh kulit luar visur. Saat virus menyerang sel CD4 maka capsid ini akan dikeluarkan begitu virus sudah bisa melebur ke dalam sel CD4. capsid berbentuk peluru yang di bangun oleh protein dan berisi material genetik serta enzim yang diperlukan virus HIV untuk melakukan replikasi. Begitu capsid sudah masuk ke dalam sel CD4 maka capsid akan terbuka alhasil material genetik serta enzim keluar untuk bisa memulai proses replikasi. Nah, Lenacavapir akan memblok capsid HIV sehingga capsid tidak dapat terbuka. Dengan tidak dapat terbukanya capsid ini maka virus HIV tidak dapat bereplikasi.
Di kutip dari POZ.com, Desember 2022 FDA (Food and Drug Administration) menyetujui penggunakan Sunlenca (nama dagang lenacavapir) sebagai pilihan terapi baru untuk orang dengan HIV yang memiliki resistensi terhadap berbagai jenis ARV dimana mereka tidak dapat mempertahankan supresi virus pada regimen yang mereka konsumsi. Selain di setujui di Amerika penggunaan dengan tujuan ini juga di setujui di Inggris Raya, Eropa, serta Kanada.
Selain Lenacavapir dipakai untuk odhiv yang resisten terhadap obat ARV ternyata dikutip dari Lancent-HIV Lenacavapir memiliki potensi untuk dijadikan terapi lini pertama bagi odhiv yang baru memulai terapi ARV. Studi dari CALIBRATE menunjukkan bahwa 90% partisipan yang menggunakan Sunlenca baik berupa pil yang diminum sehari-hari atau injeksi enam bulan sekali dengan kombinasi regimen ARV yang lain menunjukkan hasil viral load yang tidak terdeteksi.
Namun sayangnya penggunaan Lenacavapir sebagai regimen ARV lini pertama masih terbatas dengan kombinasi regimen ARV yang lain. Investigasi lebih lanjut dilakukan oleh peneliti untuk menemukan pasangan yang cocok bagi Lenacavapir untuk dijadikan long-acting regimen. Satu-satunya long-acting regimen yang sudah di pasarkan adalah cabenuva (injeksi cabotegravir dan rilpivirine) yang dilakukan tiap sebulan sekali.
Disebabkan Lenacapavir bersifat long-acting dan memiliki waktu paruh yang lama di dalam tubuh maka saat ini ARV ini juga di investigasi untuk potensi penggunaan sebagai PrEp atau (profilaksis pra pajanan), yaitu orang negatif HIV namun beresiko tertular HIV di beri ARV untuk pencegahan sehingga dirinya tidak tertular HIV.