Apa Itu PrEP?
PrEP adalah singkatan dari Pre-Exposure Prophylaxis atau jika dibuat dalam bahasa Indonesia yaitu Profilaksis Pra Pajanan. Profilaksis artinya pencagahan infeksi dengan obat sedangkan pajanan berarti peristiwa yang menimbulkan resiko penularan sehingga jika diartikan secara keseluruhan Profilaksis Pra Pajanan artinya penggunaan obat untuk mencegah infeksi sebelum peristiwa beresiko.
Shingga untuk PrEP HIV adalah penggunaan obat antiretroviral (ARV) oleh seseorang yang tidak terinfeksi HIV sebelum orang tersebut terpapar virus HIV, dan tujuannya adalah untuk mencegah agar orang tersebut tidak terinfeksi HIV.
Apakah obat yang di pakai PrEP sama dengan obat HIV yang di pakai orang HIV positif?
Ya, benar obat PrEP yang dipakai untuk pencegahan HIv adalah termasuk antiretroviral (ARV) namun bedanya adalah untuk penggunaan PrEP maka hanya dipergunakan dua rejemien ARV sedangkan untuk terapi ARV bagi orang yang positif HIV maka kombinasi yang dipergunakan minimal adalah terdiri dari tiga rejimen.
FDA menyetujui tiga jenis obat untuk PrEP yaitu
Truvada (tenofovir disoproxil fumarate/emtricitabine)
Descovy* (tenofovir alafenamide/emtricitabine)
Apretude (extended-release cabotegravir)
Namun untuk di Indonesia (hanya beberapa kota yang masih tersedia layanan PrEP ) hanya menggunakan kombinasi ‘Tenofovir disoproxil fumarate-Emtricitabine’ lihat botol gambar botol dibawah.
Siapa saja sasaran PrEP di Indonesia?
Menurut rekomendasi WHO (September 2015), PrEP ditawarkan sebagai salah satu pilihan penceganan tambahan untuk orang yang memiliki resiko tinggi terinfeksi HIV yaitu ,
• Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL)
• Wanita Pekerja Seks (WPS)
• Waria/Transgender
• Pengguna Napza Suntik (Penasun)
• Seseorang yang memiliki pasangan seksual dengan status HIV positif (Pasangan Serodiskordan)
Kriteria orang yang memiliki risiko yang lebih tinggi terinfeksi HIV, yaitu:
- Memiliki pasangan seksual lebih dari satu
- Tidak menggunakan kondom secara konsisten
- Melakukan hubungan seksual melalui anus (anal sex) tanpa kondom
- Terdapat riwayat IMS dalam 3 bulan terakhir
- Pernah menggunakan PrEP atau PPP
- Memiliki pasangan HIV positif dengan kondisi berikut (minimal salah satu):
- belum menggunakan ARV,
- menggunakan ARV yang tidak teratur dalam 6 bulan terakhir,
- jumlah viral load belum diketahui,
- HIV tidak tersupresi (viral load >1000) setelah pengobatan selama 6 bulan,
- jumlah viral load belum diketahui,
- berencana memiliki anak, dengan pasangan yang HIVnya belum tersupresi
Jika salah satu kriteria diatas terpenuhi maka calon penerima PrEP sudah memenuhi syarat untuk mengakses program PrEP.
Prosedur dan tata cara mengakses PrEP
Jika TemanSehati memenuhi salah satu kriteria diatas maka kamu bisa segera mengakses PrEP di layanan kesehatan. Untuk sementara PrEP masih terbatas tersedia di beberapa kota diantaranya Jakarta, Bandung, dan Surabaya dan Sidoarjo. Untuk yang berada di Area Surabaya PrEP dapa diakses di puskesmas berikut :
- Puskesmas Kedungdoro
- Puskesmas Perak Timur
- Puskesmas Sememi
- Puskesmas Putat Jaya
Untuk Area Sidoarjo PrEP dapat diakaes di
- Puskesmas Gedangan
- Puskesmas Sedati
- Puskesmas Balongbendo
Sebelum mendapatkan PrEP maka Anda akan
- Dilakukan tes VCT untuk memeriksa bahwa Anda berstatus HIV negatif (ingat yang dapat menerima PrEP adalah orang yang HIV negatif dan memiliki resiko tinggi terkena HIV)
- Tidak ada indikasi memiliki infeksi HIV akut
- Memiliki resiko tinggi terkena infeksi HIV
- Tidak memiliki kontraindikasi dengan obat PrEP yaitu (tenofovir disoproxil fumarate/emtricitabine)
Apakah obat PrEP GRATIS ?
Obat PrEP masuk dalam obat program yang disediakan oleh pemerintah (terima kasih untuk Pemerintah kita) dan untuk mendapatkan obat PrEP harus memenuhi kriteria diatas dan obatnya GRATIS. Bisa jadi Anda hanya membayar biaya loket pendaftaran atau administrasi di puskesmas (jika kamu tidak termasuk penduduk KTP kota setempat) tapi biayanya relatif cukup murah yaitu tidak sampai 10 ribu.
Adakah kontrol yang dilakukan layanan selama kita menjalani program PrEP ?
Ya, Anda wajib datang di layanan (Puskesmas) tempat Anda mengambil obat PrEP pada bulan ke-3,9,12 dst untuk dilakukan tes VCT dan konseling.
Bagaimana cara minum PrEP?
Terdapat 2 jenis rejimen dalam PrEP yaitu rejimen harian (daily) dan rejimen Event Driven (PrEP-ED). Ketentuan pemberian rejimen PrEP dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Bagaimana efektifitas PrEP ?
PrEP dapat mengurangi risiko HIV melalui penularan seksual hingga lebih dari 90% jika digunakan sesuai aturan dan kepatuhan yang baik. PrEP dapat menjadi lebih efektif jika dikombinasikan dengan mekanisme pencegahan HIV lainnya seperti penggunaan kondom dan pelumas, pengurangan
dampak buruk penggunaan narkoba, dan pengobatan untuk orang yang hidup dengan HIV. Perlu dipahami bahwa PrEP tidak dapat mencegah penularan IMS seperti sifilis, gonore dan klamidia, oleh karena itu perlindungan tambahan seperti kondom masih sangat perlu dilakukan oleh seseorang
yang menggunakan PrEP.
Penggunaan PrEP yang sesuai aturan, dosis yang tepat, dan kepatuhan yang baik adalah faktor penting agar efektivitas PrEP dapat optimal. Jika obat PrEP tidak digunakan sesuai aturan, maka jumlah obat dalam darah tidak akan mencukupi untuk dapat mencegah virus bertahan dan menyebar di dalam tubuh. PrEP akan optimal mencegah penularan HIV setelah digunakan selama 7 hari pada seseorang yang melakukan hubungan seks anus reseptif dan 21 hari pada seseorang yang hubungan seks vagina reseptif. Namun dalam petunjuk teknis ini, rejimen PrEP telah disesuaikan dengan tata laksana terbaru, yaitu cukup 2 hari untuk kelompok risiko LSL dan 7 hari untuk kelompok risiko selain LSL.
Referensi :
Buku ‘Petunjuk Teknis Tatalaksana Program PercontohanProfilaksis Pra-Pajanan (PrEP)untuk Orang Berisiko TinggiTerinfeksi HIV di Indonesia’ Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2021