Apa itu tes Viral Load? Tes viral load HIV adalah tes darah yang dipergunakan untuk mengukur jumlah virus HIV yang ada di dalam sampel darah. Tes ini mencari material genetik RNA virus HIV didalam sampel darah orang yang positif HIV. terdapat beberapa metode yang dipergunakan untuk melakukan tes viral laod yaitu ‘tes molekular’ atau ‘PCR HIV’ (polymerase chain reaction).
Hasil tes viral load dinyatakan dalam satuan banyaknya copi RNA HIV per mililiter sampel darah. Sebagai contoh jika hasil tes viral load teman sehati 10.000 maka artinya didalam 1 mililiter darah kamu terdapat 10.000 virus HIV. Biasanya hasil tes viral load disebutkan dengan menyebutkan angkanya saja seperti 500, 1000, atau 100.000.
Berapakah jumlah viral load yang tergolong tinggi atau rendah itu ?
Berdasarkan situs AidsMap, viral load dikatakan tinggi jika hasilnya lebih dari 100.000 copi/mL namun adakalanya angka 1 juta atau lebih juga merupakan indikasi hal ini. Dalam kondisi seperti ini maka virus sangat aktif untuk memperbanyak dirinya didalam darah Anda dan kemungkinan munculnya infeksi oprtunistik akan sangat cepat. Viral load dikatakan rendah jika hasilnya kurang dari 10.000 copi/mL, pada kondisi ini virus tidak berkembang dengan pesat dan kerusakan sistem imun Anda diperlambat.
Jika Anda menjalani terapi ARV dan pengobatan berjalan efektif maka akan terdapat kondisi dimana virus tersupresi yaitu dimana viral loadnya dibawah 200 copi/mL. Pada kondisi seperti ini perkembangan virus HIV didalam tubuh melambat dan orang tersebut masih bisa menularkan virusnya ke orang lain.
Begitu terapi dijalankan terus maka viral load bisa menjadi sangat rendah hingga alat laboratorium tidak dapat mendeteksi material genetik RNA HIV. Pada kondisi seperti inilah viral load dikatakan ‘tidak terdeteksi’, ukuran tidak terdeteksi berbeda-beda tergantung alat yang dipergunakan. Pada umumnya viral load dikatakan tidak terdeteksi jika ukurannya adalah dibawah 40-75 copi/mL. Belakangan dibawah 20 copi/mL juga sering dipakai sebagai indikator terbaru viral load tidak terdeteksi.
Viral load tidak terdeteksi bukan berarti virus HIV didalam darah Anda sudah hilang, namun seperti yang sudah dijelaskan diparagraf diatas tidak terdeteksi artinya jumlah virus HIV didalam darah Anda sangat rendah sehingga instrumen lab tidak bisa mendeteksinya. Bisa jadi jumlah virus di bagian tubuh yang lain seperti cairan kelamin atau kelenjar limfa tinggi.
Hal yang menggembirakan adalah menurut CDC (Center of Disease Control and Prevention) atau lembaga pencegahan dan pengendalian penyakit Amerika, seseorang yang memiliki viral load tidak terdeteksi artinya yang bersangkutan tidak bisa menularkan virusnya ke orang lain (undetectable = untransmittable), namun dokter akan selalu menyarankan tetap memakai pelindung dalam berhubungan badan mengingat tanpa pengaman kita bisa tertular strain HIV yang berbeda dari yang kita punya serta kemungkinan tertular IMS (infeksi menular seksual).
Pentingnya tes viral load
apa sih manfaatnya tes viral load itu? Berikut adalah beberapa hal pentingnya kita melakukan tes viral load secara reguler.
- Mengecek seberapa efektif terapi ARV
- Mengamati perkembangan infeksi HIV
- Sebagai bahan pertimbangan dokter untuk mengganti obat ARV
Biasanya Anda akan dilakukan tes viral load setelah 6 bulan terapi awal ARV dan selanjutnya setiap setahun sekali. Tanyakan pada layanan tempat Anda mengambil ARV apakah terdapat tes viral load secara gratis. Antara bulan Agustus-September dikenal sebagai ‘Bulan Viral Load’, dimana layanan pengambilan ARV biasanya menyediakan tes viral load secara gratis.
Referensi
- https://www.healthline.com/health/hiv-aids/cd4-viral-count#test-frequency
- https://www.webmd.com/hiv-aids/hiv-viral-load-what-you-need-to-know
- https://www.aidsmap.com/about-hiv/viral-load